Oleh: Bara Winatha )*
Stabilitas nasional menjadi prasyarat utama bagi keberlangsungan pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Tanpa adanya keamanan, mustahil pemerintah dapat menjalankan agenda pembangunan yang berkesinambungan. Dalam konteks inilah, soliditas antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menjadi elemen penting yang tidak bisa ditawar. Kehadiran kedua institusi ini bukan sekadar simbol negara, melainkan garda terdepan dalam menjaga kondusifitas kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Pusat, Firdaus, mengatakan bahwa pihaknya mengapresiasi peran TNI dan Polri dalam menghadapi dinamika nasional yang muncul beberapa pekan terakhir. Menurutnya, sikap profesional dan sinergis kedua institusi tersebut telah membuat situasi tetap kondusif tanpa menimbulkan masalah baru yang berpotensi mengganggu kedaulatan negara. Pers merupakan pilar keempat demokrasi, sehingga penting menjaga keberlangsungan media yang sehat serta mengoptimalkan fungsi edukasi bagi masyarakat.
SMSI juga menyerukan kepada seluruh masyarakat untuk turut mendorong pengesahan Rancangan Undang-Undang Perampasan Aset dan pemiskinan koruptor. Langkah tersebut sejalan dengan semangat menciptakan keadilan sosial dan memastikan agar para pelaku korupsi tidak lagi bisa menikmati hasil kejahatan mereka. Ia juga menekankan pentingnya mendukung agenda pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045, termasuk memberikan dukungan kepada Pemerintah Presiden Prabowo agar dapat menyelesaikan masa baktinya hingga 2029.
Demi memenuhi rasa keadilan rakyat serta memperkuat keterwakilan daerah, SMSI meminta pemerintah dan DPR/MPR mempertimbangkan opsi penambahan kursi wakil presiden menjadi tiga orang. Menurut gagasan tersebut, setiap wakil presiden akan memfokuskan diri pada pengawasan di wilayah Indonesia Barat, Tengah, dan Timur. Ia menyebut pandangan ini sebagai bentuk tanggung jawab SMSI terhadap keberlangsungan bangsa dan negara. Kebijakan ini akan memperkuat ikatan kebangsaan dan memastikan pemerataan pembangunan.
Sementara itu, Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, mengatakan bahwa sinergi TNI dan Polri dalam menjaga stabilitas pasca aksi unjuk rasa beberapa waktu lalu merupakan bukti nyata dari kehadiran negara. Kerja sama ini bukan hanya simbolik, tetapi diwujudkan dalam bentuk langkah konkret di lapangan, seperti patroli gabungan skala besar. Upaya tersebut dimaksudkan untuk memulihkan situasi keamanan serta memberikan rasa aman kepada masyarakat. Soliditas TNI-Polri sejalan dengan instruksi Presiden agar pemulihan keamanan dilakukan secara penuh dan menyeluruh.
Polri juga mengimbau masyarakat agar lebih bijak dalam menyikapi informasi yang beredar. Dalam era digital, arus informasi bergerak sangat cepat dan sering kali tidak melalui proses verifikasi yang memadai. Media arus utama dan jurnalis profesional memegang peranan penting dalam menyampaikan informasi yang kredibel. Publik diharap dapat mengedepankan klarifikasi dan konfirmasi sebelum mempercayai atau menyebarkan suatu informasi. Dengan demikian, potensi provokasi atau penyebaran berita palsu dapat diminimalisir.
Trunoyudo menegaskan bahwa Polri milik masyarakat. Karena itu, Polri tidak anti kritik dan senantiasa terbuka untuk perbaikan. Namun, aspirasi perlu disampaikan sesuai dengan koridor hukum demi menjaga ketertiban umum. Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat, media, serta pemangku kepentingan lainnya untuk bersama-sama menjaga kondusivitas dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi.
Dari perspektif daerah, Kabag Ops Polres Lampung Tengah, AKP Dedi Kurniawan, mengatakan bahwa kegiatan patroli gabungan TNI-Polri yang dilaksanakan di wilayahnya merupakan wujud nyata sinergitas dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Patroli tersebut diawali dengan apel gabungan sebagai bentuk koordinasi, kemudian dilanjutkan dengan penyisiran ke berbagai titik strategis yang rawan gangguan Kamtibmas. Kehadiran aparat secara langsung di lapangan memberikan rasa aman dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap negara.
Lebih jauh, kegiatan patroli gabungan serupa akan terus dilaksanakan secara berkala, terutama pada akhir pekan dan hari besar nasional. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kondisi wilayah yang selalu kondusif, aman, dan nyaman. Keberlanjutan kegiatan semacam ini penting agar masyarakat memiliki kepastian bahwa negara selalu hadir dalam menjaga ketertiban publik. Pola kolaborasi antara aparat dan masyarakat merupakan kunci untuk mencegah potensi gangguan keamanan sejak dini.
Dari rangkaian pandangan dan tindakan yang disampaikan oleh Firdaus, Trunoyudo, dan Dedi, terlihat jelas bahwa soliditas TNI dan Polri memiliki peran vital dalam menjaga ketertiban publik. Kehadiran kedua institusi tersebut di berbagai lini, baik di tingkat pusat maupun daerah, memastikan bahwa masyarakat dapat menjalankan aktivitas sehari-hari tanpa rasa khawatir. Di sisi lain, peran media juga tidak kalah penting sebagai penghubung antara negara dan rakyat. Media yang sehat dapat membantu membangun kesadaran publik mengenai pentingnya menjaga stabilitas dan tidak mudah terprovokasi isu yang belum jelas kebenarannya.
Sinergitas TNI dan Polri merupakan wujud nyata dari kehadiran negara di tengah masyarakat. Kehadiran ini bukan sekadar formalitas, tetapi sebuah komitmen nyata untuk memastikan bahwa keamanan, ketertiban, dan persatuan tetap terjaga. Dengan soliditas yang kokoh, TNI dan Polri dapat menjalankan peran strategisnya dalam menghadapi berbagai tantangan, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Hal ini pada akhirnya akan memperkuat fondasi menuju Indonesia yang lebih maju, stabil, dan sejahtera.
)* Pemerhati Sosial dan Kemasyarakatan