Danantara Perkuat Konsolidasi dengan BUMN Paruh Kedua 2025

oleh -32 Dilihat
oleh
banner 468x60

Jakarta – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) memantapkan langkah strategisnya dengan memperkuat konsolidasi bersama sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di paruh kedua tahun 2025. Konsolidasi ini merupakan bagian dari program restrukturisasi besar-besaran yang menyasar sembilan sektor strategis BUMN guna memperkuat fondasi ekonomi nasional serta mendorong efisiensi dan profesionalisme pengelolaan aset negara.

Chief Operating Officer Danantara Indonesia sekaligus Direktur Utama PT Danantara Asset Management (Persero), Dony Oskaria, mengatakan pihaknya telah menyiapkan tiga klaster program utama: restrukturisasi, konsolidasi, dan pengembangan portofolio. Ketiganya akan diterapkan melalui pendekatan streamlining dan konsolidasi lintas bisnis.

banner 336x280

“Kami mengelompokkan program kerja kami berdasarkan prinsip efisiensi, dan menyasar sembilan sektor usaha, yaitu konstruksi, pupuk, rumah sakit, hotel, gula, hilirisasi minyak, asuransi, manajemen aset, dan kawasan industri,” ujar Dony.

Sebagai bagian dari program tersebut, Danantara akan memprioritaskan tata kelola pendukung, termasuk penguatan aspek human capital, keuangan, manajemen risiko, dan hukum. Salah satu langkah paling menonjol adalah kelanjutan rencana merger sejumlah BUMN Karya yang sempat tertunda. Menurut Dony, skema merger ini kini tengah dalam tahap pengkajian serius dan akan direalisasikan pada semester II/2025.

“Skemanya tentu akan multi, di antaranya salah satu yang pasti ada mergernya pasti. Jadi, pengurangan daripada jumlah BUMN Karya sedang kami kaji,” kata Dony.

Menurutnya, langkah strategis penggabungan sejumlah BUMN sektor konstruksi kembali menjadi fokus BPI Danantara. Agenda merger BUMN Karya yang sempat tertunda kini akan kembali dilanjutkan pada paruh kedua tahun 2025, sebagai bagian dari upaya pembenahan struktur keuangan dan optimalisasi peran perusahaan pelat merah di sektor infrastruktur.

“Langkah merger BUMN Karya bertujuan membentuk entitas yang lebih efisien dan berfokus pada bisnis inti sebagai kontraktor,” jelasnya.

Menurut Direktur Utama BPI Danantara, Eddy Abdurrahman, pihaknya kini berada dalam fase pematangan skema dan desain restrukturisasi yang akan menjadi dasar pelaksanaan merger. Rencana ini tidak berhenti di atas kertas, tetapi memang sedang digarap secara serius untuk dapat direalisasikan dalam waktu dekat.

“Kami sedang siapkan restrukturisasi dan desain mergernya, termasuk pembentukan strategic holding. Rencana merger BUMN Karya itu masih berjalan dan akan dilanjutkan di semester II tahun ini,” ucap Eddy.

“Dalam menyusun desain merger ini, kami tidak hanya bicara dari sisi perusahaan, tapi juga mempertimbangkan dampaknya terhadap proyek yang sedang berjalan, tenaga kerja, hingga mitra penyedia barang dan jasa,” tutur Eddy.

Ia menambahkan, dalam waktu dekat, pihaknya akan terus melakukan koordinasi dengan Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan para pemangku kepentingan lainnya guna memastikan rencana tersebut dapat dijalankan secara menyeluruh dan terstruktur.

“Merger BUMN Karya diyakini akan menjadi langkah signifikan dalam memperkuat sektor konstruksi nasional, mengurangi beban fiskal negara dalam jangka panjang,” imbuhnya.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir, juga pernah mengemukakan wacana pembentukan infrastruktur holding sebagai solusi atas kinerja BUMN Karya yang belum optimal.

“Kolaborasi melalui konsolidasi usaha menjadi kunci mempercepat pembangunan infrastruktur nasional dengan dukungan keuangan dan manajemen risiko yang lebih baik,” tegasnya.

Dengan adanya rencana lanjutan merger BUMN Karya ini, harapan kembali mengemuka agar sektor konstruksi nasional dapat bangkit lebih kuat. Bila berjalan mulus, langkah ini akan menjadi babak baru dalam transformasi BUMN Indonesia menuju era yang lebih kompetitif dan berkelanjutan.

BPI Danantara juga tengah menjajaki sejumlah opsi untuk memastikan integrasi ini tidak hanya sekadar administrasi penggabungan, melainkan menjadi momentum restrukturisasi keuangan secara menyeluruh. Hal ini penting agar hasil akhir merger bukan sekadar penumpukan masalah yang tersebar, tetapi menjadi entitas yang benar-benar lebih kuat secara fundamental. –

[edRW]

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.