Oleh: Recky Rumbiak )*
Swasembada pangan merupakan agenda besar nasional yang menjadi prioritas utama Pemerintah Pusat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Upaya ini tidak hanya menjadi slogan politik, tetapi diwujudkan melalui program-program strategis yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki potensi besar dalam sektor pertanian seperti Papua. Di tanah Papua, cita-cita kedaulatan pangan diwujudkan dengan langkah konkret, sinergis, dan terstruktur antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Pemerintah pusat melalui sejumlah kementerian dan lembaga, termasuk Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional (Bapanas), dan Perum Bulog, telah menetapkan Papua sebagai kawasan strategis pangan di Indonesia Timur. Fokus utama diarahkan ke Kabupaten Merauke yang selama ini dikenal sebagai lumbung pangan nasional. Wilayah ini memiliki cadangan lahan yang luas, iklim yang mendukung, serta kearifan lokal yang sejalan dengan pengembangan pertanian berkelanjutan. Program intensifikasi dan ekstensifikasi lahan pertanian yang tengah berjalan di Merauke menjadi bagian dari strategi besar pemerintah dalam menjawab tantangan global terkait krisis pangan.
Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo, menegaskan dukungannya terhadap visi besar Presiden Prabowo untuk mempercepat swasembada pangan dan energi nasional. Dalam kunjungan Safari Ramadan 1446 Hijriah ke SP5, Distrik Tanah Miring, Merauke, Apolo mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk menjaga semangat gotong royong dalam memperkuat ketahanan nasional. Menurutnya, kunci keberhasilan terletak pada komitmen kolektif antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat. Ia juga menegaskan bahwa program swasembada pangan ini adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk memastikan kemandirian Indonesia di tengah dinamika geopolitik dan perubahan iklim global yang memengaruhi rantai pasok pangan dunia.
Apolo menekankan bahwa pembangunan berkelanjutan juga memerlukan ketahanan energi. Papua Selatan, kata dia, telah ditetapkan sebagai salah satu wilayah prioritas nasional untuk pengembangan energi baru dan terbarukan. Sumber daya alam seperti tenaga surya, tenaga air, dan angin menjadi modal besar yang perlu dimanfaatkan secara bijak dan terukur. Dengan pengembangan energi yang ramah lingkungan, Papua dapat menjadi model pembangunan hijau yang tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga memberikan kontribusi pada target pengurangan emisi karbon nasional.
Pentingnya peran pemerintah daerah dalam menyukseskan agenda strategis ini juga menjadi perhatian utama. Pemerintah daerah tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana teknis, tetapi juga sebagai penggerak partisipasi masyarakat lokal. Dengan pendekatan berbasis wilayah, kebijakan nasional dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik di setiap kabupaten dan kota. Langkah ini memastikan bahwa pembangunan pangan benar-benar inklusif dan kontekstual.
Penjabat Gubernur Papua, Ramses Limbong, menegaskan bahwa Pemprov Papua telah merancang strategi swasembada pangan yang disesuaikan dengan potensi unggulan masing-masing wilayah. Untuk kawasan pesisir seperti Jayapura, Keerom, dan Sarmi, potensi sektor kelautan dan perikanan menjadi prioritas. Sementara wilayah dataran tinggi difokuskan pada tanaman pangan lokal yang telah terbukti tahan terhadap perubahan cuaca. Ramses menyampaikan bahwa yang terpenting adalah ketercukupan pangan dalam negeri tanpa ketergantungan impor, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo.
Sinergi antara pusat dan daerah juga mendapat penguatan dari sektor penyimpanan dan distribusi pangan. Pimpinan Wilayah Perum Bulog Kanwil Papua dan Papua Barat, Ahmad Mustari, menyampaikan bahwa pihaknya terus berupaya mempercepat penyerapan hasil pertanian petani lokal, khususnya dari Merauke. Menurutnya, langkah ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga langsung berdampak terhadap kesejahteraan petani. Dengan sistem logistik yang lebih efisien, hasil panen tidak terbuang dan harga tetap stabil di pasar.
Ahmad juga menggarisbawahi bahwa Merauke kini bukan hanya simbol ketahanan pangan nasional, tetapi menjadi bukti nyata dari keberhasilan sinergi kebijakan pemerintah dalam membangun sektor pertanian. Dengan dukungan teknologi pertanian modern, pemetaan berbasis data, dan keterlibatan semua pihak dari hulu ke hilir, Indonesia diyakini akan segera mencapai kedaulatan pangan. Ia menambahkan bahwa ke depan, tantangan tidak hanya soal kuantitas pangan, tetapi juga soal kualitas, keberlanjutan, dan nilai tambah bagi petani.
Papua dengan segala potensi yang dimilikinya kini menjadi garda terdepan dalam mendorong tercapainya swasembada pangan dan energi. Kehadiran negara dalam bentuk kebijakan yang tepat sasaran dan berpihak kepada rakyat menunjukkan arah pembangunan yang inklusif dan berkeadilan. Upaya ini menandai babak baru dalam sejarah pembangunan Papua, bukan hanya sebagai daerah yang dibantu, tetapi sebagai motor penggerak kemandirian nasional.
Dengan semangat kolektif, sinergi antarpemangku kepentingan, serta kepemimpinan yang visioner, Indonesia melangkah semakin mantap menuju kedaulatan pangan dan energi. Dari Merauke, Indonesia membuktikan bahwa pembangunan yang berakar dari potensi lokal mampu menjadi pondasi bagi kemajuan nasional yang berkelanjutan.
Keberhasilan program swasembada pangan dan energi di Papua tidak hanya akan memperkuat ketahanan nasional, tetapi juga menjadi simbol kemajuan pembangunan yang merata hingga ke wilayah timur Indonesia. Ini adalah bukti nyata bahwa dengan kebijakan yang terarah dan pelaksanaan yang konsisten, seluruh elemen bangsa dapat bergerak bersama menuju masa depan yang mandiri, berdaulat, dan berkelanjutan. Papua, yang dulu kerap dipandang sebagai daerah tertinggal, kini bangkit menjadi tumpuan harapan dan kebanggaan nasional dalam mewujudkan cita-cita besar Indonesia.
)* Penulis adalah tim redaksi Pers Mahasiswa Papua