Mendukung Presiden Prabowo Dorong Swasembada Energi hingga Desa Terpencil

oleh -1 Dilihat
oleh
banner 468x60

Oleh : Dwi Cahya Alfarizi )*

Presiden Prabowo Subianto menunjukkan komitmennya dalam membangun swasembada energi nasional melalui strategi yang menyasar hingga sampai kepada seluruh pelosok desa dan pulau terpencil di Indonesia. Saat meresmikan proyek energi baru dan terbarukan (EBT) di 15 provinsi, Kepala Negara menegaskan bahwa kemandirian energi sama sekali tidak boleh berhenti di kota-kota besar atau kawasan industri saja.

banner 336x280

Desa-desa, kecamatan, bahkan pulau-pulau kecil di seluruh pelosok Tanah Air tentu harus ikut merasakan adanya akses energi yang setara, andal, dan berkelanjutan seperti layaknya di perkotaan. Langkah ini tidak hanya sekadar mampu menghadirkan keadilan energi semata, tetapi juga dapat sekaligus membuka jalan bagi terwujudnya transformasi sosial-ekonomi di wilayah-wilayah tertinggal di seluruh Indonesia.

Melalui proyek EBT skala nasional yang mencakup pembangunan hingga sebanyak delapan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dan puluhan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) tersebut, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto terus mendorong terwujudnya akselerasi distribusi listrik ke titik-titik yang sebelumnya sulit dijangkau oleh infrastruktur konvensional.

Kepala Negara meyakini bahwa dengan adanya optimalisasi energi surya, maka desa-desa dapat terus berdiri mandiri secara energi. Pemanfaatan sumber daya lokal tentunya menjadi salah satu kunci utama dalam memangkas adanya ketergantungan terhadap logistik bahan bakar fosil, yang selama ini semakin menambah beban biaya dan kian memperlambat pertumbuhan ekonomi di wilayah desa.

Melalui strategi desentralisasi energi berbasis terbarukan, maka proyek tersebut akan mampu mengantarkan Indonesia untuk bisa jauh lebih dekat kepada transisi menuju energi bersih dan terwujudnya pengurangan emisi karbon secara bertahap.

Peresmian proyek EBT dipusatkan secara simbolis di PLTP Blawan Ijen, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Pembangkit yang dikelola PT Medco Cahaya Geothermal ini telah bisa mengoperasikan tahap pertama dengan kapasitas hingga sebesar 34,9 megawatt, dan ditargetkan mampi mencapai hingga total kapasitas sebesar 110 megawatt. Energi dari PLTP tersebut diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan listrik hingga sebanyak 85 ribu rumah tangga di wilayah Jawa-Bali.

Presiden Prabowo juga mengumumkan peletakan batu pertama sebanyak lima PLTP baru, sebagai salah satu bagian dari peta jalan menuju pada swasembada energi nasional. Total investasi dari proyek-proyek ini mencapai hingga sebesar Rp 25 triliun, dan menciptakan 9.500 lapangan kerja. Tak hanya itu, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebesar 40% menjadi stimulus bagi pertumbuhan industri energi lokal, memperkuat kemandirian teknologi nasional.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mendukung penuh visi energi Presiden Prabowo dengan menyebut bahwa proyek-proyek EBT tersebut memiliki kapasitas total sebesar 379,7 megawatt. Selain menyediakan pasokan listrik, proyek itu menyumbang lebih dari Rp 426 miliar per tahun dalam bentuk penerimaan negara. Menteri ESDM juga menyoroti pentingnya penciptaan lapangan kerja lokal sebagai bagian dari manfaat langsung bagi masyarakat desa dan wilayah terluar.

Pembangunan proyek energi bukan hanya berbicara tentang daya pasok, melainkan menyangkut kedaulatan dan kemajuan ekonomi rakyat. Oleh karena itu, Bahlil menekankan bahwa penambahan produksi minyak sebesar 30 ribu barel per hari di Blok Cepu, Bojonegoro, juga menjadi bagian dari upaya menyeluruh menuju swasembada energi.

Program tersebut, yang mulai dikerjakan sejak awal 2024, berhasil dipercepat 10 bulan lebih awal dari jadwal berkat sinergi antara SKK Migas, ExxonMobil, dan Pertamina. Pengeboran tujuh sumur selesai pada semester pertama 2025, dengan tambahan produksi yang kini meningkatkan output Lapangan Banyu Urip menjadi 180 ribu barel per hari, atau mencakup seperempat dari total produksi minyak nasional.

Inisiatif peningkatan produksi di Blok Cepu turut menunjukkan keberhasilan kolaborasi publik-swasta dalam menjawab kebutuhan energi nasional. Proyek Banyu Urip Infill Clastic (BUIC), yang menggunakan rig buatan dalam negeri oleh PT Pertamina Drilling Services Indonesia, menjadi contoh nyata penguatan kapasitas teknologi dan sumber daya manusia dalam negeri.

Total investasi di Blok Cepu mencapai 4 miliar dolar AS dan telah menyumbang 30 miliar dolar AS kepada penerimaan negara, serta mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) Bojonegoro. Mayoritas tenaga kerja proyek tersebut, sebanyak 99 persen, berasal dari sumber daya lokal, menunjukkan keberhasilan pemberdayaan masyarakat melalui pembangunan sektor energi.

Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menilai percepatan proyek produksi minyak ini mencerminkan kemampuan hulu migas Indonesia yang terus berkembang. Ia menyebut keberhasilan itu sebagai cerminan dari komitmen kolektif pemerintah dan pelaku industri dalam memperkuat ketahanan energi nasional untuk jangka panjang.

Dari PLTP di pegunungan Jawa Timur hingga pengeboran minyak di jantung Bojonegoro, kebijakan energi Presiden Prabowo Subianto menempatkan rakyat sebagai pusat dari setiap keputusan strategis. Energi dilihat bukan semata-mata sebagai komoditas, melainkan sebagai instrumen kedaulatan, keadilan sosial, dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Dengan mengarahkan pembangunan energi hingga ke desa terpencil, Presiden membuktikan bahwa transformasi sektor energi harus menyentuh lapisan paling bawah masyarakat. Swasembada energi bukan sekadar slogan, melainkan fondasi nyata menuju bangsa yang berdiri di atas kekuatannya sendiri, dari kota besar hingga titik terjauh nusantara.

)* Penulis adalah Kontributor Persada Institute

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.